Jumat, 05 Desember 2014

Rem Cakram

REM CAKRAM

URAIAN

Rem cakram ( disc Brake ) pada dasarnya  terdiri dari cakram yang terbuat dari baja tuang ( dics rotor )  yang berputar dengan roda dan bahan gesek  ( adalah Pad )  yang mendorong dan menjepit  cakram .  Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan  antara disc pad dan cakram ( disc ) .



Karakteristik dari cakram hanya   mempunyai sedikit  aksi  energi   sendiri   ( Self – Energizing Action ) , daya pengereman sendiri sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi  koefisien  gesek yang menghasilkan ke stabilan tinggi .  Selain itu ,  karena permukaan bidang gesek  selalu terkena udara , radiasi terjamin baik , ini dapat mengurangi  dan  menjamin  dari  terkena  air .
Rem cakram mempunyai batasan  pembuatan pada bentuk dan ukurannya .  Ukuran disc pad agak terbatas , dan ini  berkaitan dengan aksi Self – Energizing  Limited .    Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman  yang efisien  .  Juga , pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol .  Tetapi konstruksi yang sederhana , mudah perawatannya  serta penggantian pad .








KOMPONEN – KOMPONEN
  
 ( 1 )   PIRINGAN

Umumnya cakram atau piringan ( disc Rotor ) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa ( solid )  dan berlubang – lubang untuk ventilasi .
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik ,  kedua – duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama .



TIPE SOLID                                                 TIPE VENTILASI



TIPE SOLID DENGAN TROMOL

( 2 )    Pad  Cakram 

Pad ( disc ) biasa dibuat campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi .  tipe ini disebut dengan  “  Semi  Metallic  Disc  Pad  “  .
Pada pad diberi garis celah untuk menunjukkan  tebal pad ( batas yang diizinkan ) .  Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad .
Pada beberapa pad , penggunaan  metalic Plate ( disebut istilah antio – squel shim )  dipasangkan pada sisi  piston  dari pad untuk mencegah bunyi saat berlaku pengereman .



PAD   TANPA   CELAH





PAD   DENGAN   CELAH


JENIS – JENIS  CALIPER

Caliper juga disebut dengan caliper body , memegang piston – piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder .
Caliper dikelompokkan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya
  
( 1 )   Tipe Fixed Caliper  ( Double Piston )

Caliper dipasang tepat pada axle atau strut .  Seperti digambarkan  dibawah , pemasangan kaliper dilengkapi dengan sepasang  piston .  Daya pengereman didapat bila Pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram .
Fixed Caliper adalah dasar disain yang sangat  baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat  .   Namun  demikian  radiasi panasnya terbatas  karena silinder rem berada antara cakram dan velg , menyebabkan sulit tercapai pendinginan .  Untuk itu membutuhkan penambahan komponen yang banyak . Untuk mengatasi hal tersebut , jenis caliper fixed ini , sudah jarang digunakan .







TIPE FIXED  CALIPER


( 2 )     Tipe  Floating Caliper ( single Piston )

Seperti pada gambar dibawah  piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja .    Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong  piston ( A )  dan selanjutnya  menekan pada rotor disc ( cakram ) .  Pada saat yang sama  tekanan hidraulis menekan sisi pad ( reaksi B ) .  Ini menyebabkan kaliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman .



Kaliper tipe floating dapat digolongkan sebagai berikut  :


1)      . Tipe  Semi – Floating  (  Tipe  PS  )

Kaliper dipasang dengan bantuan  dua buah pen pada torqoe plate .  Apabila rem bekerja maka body bergerak masuk dengan adanya gerakan piston . Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian luar diterima oleh kaliper  dan meneruskan momen ke pin pada arah putaran .  Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme  tipe  sangat sederhana , tipe kaliper cenderung tidak berfungsi sangat kecil , dan memenuhi syarat mudah perawatan  dan memiliki kemampuan  pengereman   .   Tipe ini sering digunakan pada rem cakram yang rem parkirnya terpasang didalamnya .


 Tipe   PS

1)       Tipe Full – Floating

( 1 )    Tipe  F

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah , tipe F mempunyai   kaliper yang ditunjang oleh torqoe plate  sedemikian rupa sehingga memungkinkan dapat meluncur .  Arm akan maju dari kaliper untuk memindahkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar .   Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi  cendrung lebih banyak terseset  dari tipe  lainnya karena permukaan luncur  kaliper dan torqoe plate  tersembunyi .   Tipe ini digunakan pada disc brake bagian belakang untuk beberapa model kendaraan .



Tipe   F




( 2 )  Tipe  FS

Kaliper  tipe ini  dipasang   dengan  menggunakan dua pin  ( main pin dan sub pin ) pada torqoe plate yang dibautkan pada kaliper  itu sendiri ,  seperti pada gambar .  Kaliper dan dua pin  digerakkan sebagai satu unit oleh piston .  Reaksi tenaga ( Reaction Torqoe )   dari inner dan outer  pad diterima oleh torqoe plate dengan demikian momen ( torqoe ) tidak diteruskan ke pin .
Selanjutnya , bagian yang meluncur ( sliding section ) pada kaliper  ( main dan sub – pin )  disembunyikan seluruhnya .  hal ini merupakan design yang dapat menambah keandalan pada bagian ini .
Tipe FS agak kurang  terseretnya dibandingkan dengan tipe F dan sering digunakan pada rem –rem depan kendaraan luxury  .




Tipe   FS


( 3 )    Tipe  AD

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah , main pin pada tipe AD adalah press – fitted pada torqoe plate  bersamaan dengan sub – pin yang dibautkan .  Stainless step plate ( suatu shim untukmengurangi bunyi , anti squeal shim ) dipasang pada pad dan bagian torqoe plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan pad .
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang ukuran menengah .




Tipe   AD

( 4 )   Tipe  PD

Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub-pin  saja yang dibaut  pada torqoe plate .  Tipe ini digunakan pada rem bagian depan kendaraan penumpang yang kecil .



Tipe   PD


PENYETELAN   OTOMATIS  CELAH  ROTOR  DENGAN  PAD

( 1 )  Uraian

Bila pad menjadi tipis karena aus , maka celah antara pad dengan rotor bertambah dan memerlukan langkah pedal yang lebih besar .  Selanjutnya , rem cakram selalu memerlukan suatu mekanisme penyetelan celah secara otomatis dengan mekanisme penyetelan tipe piston seal  ( piston seal type adjusting mechanism ) .


( 2 )  Cara Kerja


 ( 1 )   Celah  Normal ( keausan Pad tidak Ada )

Penyetelan celah otomatis piston seal ( rubber )_ yang disatukan  dalam silinder .  Ini mempunyai dua fungsi ,  menutup piston untuk mencegah kebocoran minyak rem dari dalam silinder ,  dan bila rem dioperasikan dan piston bergerak dengan adanya tekanan hidraulis , maka piston seal  membentuk elastis seperti dalam gambar .
Dan bila pedal rem dibebaskan   dan tekanan hidraulis menjadi berkurang , piston seal kembali pada bentuk semula , dan menarik piston kembali .  Hasil nya bentuk celah asli disc – rotor dengan pad telah diatur .


( 2 )    Celah Terlalu Besar  ( Pad Aus  )

Bila pad  menjadi  tipis  karena aus , maka celah bertambah , dengan demikian piston bergerak dengan jarak yang lebih jauh bila rem dioperasikan .   Hal ini menyebabkan piston mulai meluncur  dalam hubungannya dengan piston seal , dan seal telah mencapai bila pad menyentuh rotor dan piston berhenti bergerak .
Bila pedal dibebaskan , maka piston kembali dengan jarak yang sama sebesar deformasi piston seal,  dan  celah normal telah diperbaiki .



·         Saat Piston Ditekan Keluar




·         Saat Tekanan Dibebaskan 




Sumber : new step 1 Toyota

Sistem Starter Pada Mobil

SISTEM STARTER
Suatu mesin tidak dapat hidup  ( start ) dengan sendirinya maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar   untuk memutarkan  poros engkol  dan membantu untuk menghidupkan  .  Dari beberapa cara yang ada   , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik , digabungkan dengan magnetic switch  yang memindahkan  gigi  pinion  yang berputar  ke ring gear  yang dipasangkan  pada bagian  luar dari fly wheel sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol )  . 
Motor stater  harus dapat menghasilkan momen yang besar dan tenaga yang kecil  yang tersedia  pada   baterai .   Hal ini  Yang harus  diperhatikan  ialah   bahwa motor  stater harus kecil mungkin.  Untuk itulah motor serie DC ( arus searah ) ununnya  yang dipergunakan .




MOTOR  STATER 

Motor stater yang digunakan pada automotive  dilengkapi dengan magnetic swicth  yang memindahkan gigi yang berputar  ( gigi pinion ) untuk berkaitan dan lepas dari ring gear yang dipasangkan  mengelilingi flywheel ( roda gila ) yang dibaut [ada poros engkol .   Saat ini kita  mengenal dua  tipe  motor stater  yang digunakan  pada kendaraan  atau  truck – truck kecil ,  motor stater konvensional  dan induksi .  Mobil  mobil yang dirancang untuk dipergunakan  pada daerah dingin memepergunakan motor stater tipe reduksi yang dapat mengahsilkan  momen yang lebih besar  yang diperlukan  untuk menstart  mesin pada cuaca dingin .  Motor tipe ini dapat menghasilkan  momen yang besar  dari pada motor stater konvensional untuk ukuran dan berat yang sama .   Saat ini mobil cenderung  mempergunakan  tipe ini  meskipun untuk daerah  yang panas  . Pada  umumnya  motor stater  digolongkan  ( diukur )  berdasarkan  output  nominalnya ( dalam KW ) makin besar output makin besar lkemampuan staternya.





Stater  Konvensional



Stater Reduksi


KOMPONEN  –  KOMPONEN  MOTOR  STATER

1.            Yoke & Pole Core

Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan  berfungsi sebagai tempat pole yang diikat dengan sekrup .  Pole  core  berfungsi  sebagai penompang  Field Coil  dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan  oleh Field Coil .



2.            Field Coil

Field coil dibuat dari lempengan tembaga  dengan maksud dapat memungkinkan  mengalirnya  aruas listrik  yang cukup makin besar .  Field Coil  berfungsi untuk dapat membangkitkan medan magnet .



Pada stater biasanya digunakan empat  field coil yang berarti mempunyai empat core .



3.      Amature  &  Shaft



Amature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi  slot – slot , poros, komutator  serta  kumparan  armature .   dan berfungsi untuk merubah  energi  listrik menjadi energi mekanik  dalam bentuk gerak putar .

4.      Brush

Brush dibuat dari tembaga lunak , dan berfungsi untuk meneruskan  arus listrik  dari field coil  ke armarture  coil  langsung ke massa melalaui komutator .  Umumnya stater memiliki empat buah brush  yang dikelompokkan menjadi dua :

a.       Dua brush disebut dengan brush positif
b.      Dua brush disebut dengan brush negatif .


5.            Armarture  Brake



Armature brake berfungsi sebagai pengerem putaran armarture  setelah lepas dari perkaitan dengan roda gila .


6.      Drive Lever



Drive liver berfungsi untuk mendorong pinion  gear ke arah posisi berkaitan dengan  roda gila  .  Dan melepas perkaitan  pinion gear dari perkaitan  roda gila .

7.      Starter Clucth








Stater clutch  berfungsi untuk memindahkan momen  puntir  dari armature  saft  kepada roda gila ,  sehingga dapat berputar .   Stater clutch  juga berfungsi  sebagai  pengaman  dari armature  coil bilamana roda gila cenderung  memutarkan  pinion gear .

8   Sakelar Magnet ( Magnetich Switch )



sakelar magnet digun akan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke / dari roda penerus , sekaligus  mengalirkan arus listrik  yang besar pada sirkuit motor stater melaui terminal utama .


CARA KERJA  MOTOR STATER

1.            Pada saat Stater Switch “ ON “



Apabila Stater switch diputar ke posisi “ ON “ , maka arus baterai mengalir  melalui Hold In Coil  ke massa dan di lain pihak  Pull In Coil , Field Coil  dan ke Massa  melalaui Armature   .   Pada saat ini Hold In Coil dan Pull In Coil membentuk gaya magnet  dengan arah yang sama , dikarenakan  arus  yang mengalir  pada kedua kumparan  tersebut sama .  Seperti pada gambar diatas  .
Dari kejadian ini  kontak pl;ate  ( plunger ) akan bergerak ke arah menutup main switch ,  sehingga drive lever bergerak menggerser stater clutch ke arah posisi berkaitan dengan  ring gear .   Untuk lebih jelas lagi aliranarsunya adalah  sebgai berikut  :

Baterai à terminal 50 à hold in coil à massa
Baterai à terminal 50 à field coil à armature àmassa


Oleh karena itu arsu yang mengalir  ke filed coil pada saat itu , realtif lemah arusnya maka armature berputar pelan dan menungkinkan  perkaitanpiion dengan ring gear menjadi halus .   Pada  keadaan ini kontak plate belum menutup main switch .

2.            Pada saat Pinion Berkaitan Penuh 



Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate  akan memulai menutup main switch dengan ring gear , kontak plate  A\akan memulai menutup main switch , lihat gambar diatas .pada saat itu arus akan mengalir sebagai berikut :

Baterai à terminal 50 à hold in coil à massa
Baterai à main swicth à terminal C à field coil àarmature à massa

Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari Pull In Coil   tidak dapat mengalir , akibatnya kontak plate  ditahan oleh kemagnetan  Hold In Coil saja .   Bersama dengan itu arus yang besar  akan mengalir dari baterai  ke field Coil            Armature            massa  melalui   main switch .   Akibatnya  stater dapat menghasilkan  momen puntir  yang besar yan g digunakan memeutarkan ring gear .   Bila mana mesin sudah hidup , ring gear  akan memutarkan  armature  melalui  pinion .   Untuk menghindari kerusakan pada stater akibat hal tersebut  maka kopling stater akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan .        
                

3.            Pada saat Stater Switch “ OFF “




Sesudah stater switch dihidupkan ke posisi “ OFF “  dan  main switch dalam keadaan belum  membuka ( belum bebas  dari kontak plate ),  maka aliran arusnya sebagaoi berikut  :

                                    Baterai à terminal 30 à main switch à terminal C
Field coil à armature à massa

Oleh karena  stater switch “ OFF “ maka Pull In Coil  dan Hold In Coil  tidak mendapat arus dari50 melainkan  terminal C .   Sehingga aliran arusnya akan menjadi  :

Baterai à terminal 30 à main switch à terminal C
Pull in coil à hold in coil à massa

Karena arus Pull In Coil dan Hold Ion Coil arusnya berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan  juga berlawanan sehingga kedua – duanya  saling menghapus , hal ini  mengakibatkan  kekuatan return spring dapat mengembalikan  kontak plate  ke posisi semula .   Dengan demikian Drive Lever menarik Stater  Clutch   dan pinion  gear terlepas dari ring gear .